Hari itu kubatalkan janji dengan temanku untuk pergi ke toko
buku. Hmm aku lebih mementingkan tawaran mamah untuk pergi bersamanya untuk
bertemu teman lamanya. Berkumpul dengan orang dewasa memang membosankan, tapi
bukan itu yang akan aku bagikan hari ini. Ini semua mengenai kekuatan, kenapa
aku tiba tiba berkata kekuatan?
Saat ku ikut berkumpul dengan teman-teman mamah, ku
perhatikan satu persatu mereka. Orang yang dulunya sahabat mamahku mungkin juga
sampai sekarang melepas rindu dan heboh mengobrol mengenai kehidupan mereka
masing2. Siangnya semua sepakat untuk pergi makan baso. Setelah semua selesai
makan dan berpamitan pulang salah satu teman mamahku mengajak kami untuk ke
pasar tempatnya bekerja dan semuanya meng iya kan ajakannnya.
Setelah turun angkot aku memasuki sebuah gang kecil
dengan tujuan pasar yang tadi teman mamahku ceritakan. Sejak awal masuk gang
kecil itu bau hanyir dan amis menyengat dari solokan tempat pembuangan limbah
bekas pasar, terutama bekas pemotongan ayam yang jaraknya tidak jauh dari situ.
Mulai turun hujan dan jalanan menjadi sangat kotor dan becek. Tidak berjalan
lama sampai lah aku pada pasar itu khususnya tempat wc umum. Wc umum di pinggir
tempat pemotongan ayam itu terlihat kotor dengan bau amis yang menyengat.
Dibawanya lagi aku ke ruangan sekitar 3X4 meter tempat
yang gelap tepat sebelah wc umum itu. Baru kusadari kerja yang teman mamahku
maksud adalah pekerjaan menunggu wc pasar. Bukan pekerjaan aneh memang tapi
inilah yang menarik perhatianku. Wanita dibalik jilbabnya yang sampai menutupi
dada, wanita yang selalu mengenakan pakaian gamis panjang tebal, tak peduli
sepanas apapun udara diluar sana dan
tidak peduli pekerjaan apa yang dia lakukan sekarang. Itu semua sebagai
identitas muslim ucapnya.
Di luar sana hujan mulai deras dan ruangan ini bukan
tempat yang tepat untuk berteduh jadi aku dan teman-teman mamahku masuk ke
mushola khusus wanita yang berada tepat di depan wc umum itu. Saat pertama
memasuki tempat itu bau apek dan amis bercampur, mukena mukena kucel bergantung
di dinding dinding, air hujan diluar mulai membasahi lantai dekat pintu dan aku
mencoba berbaring mencari posisi ternyaman.
Wanita itu mulai
bercerita mengenai kehidupan sehari-harinya. Wanita kuat yang dengan
keringatnya menghidupi keluarga kecilnya dengan 2 anaknya yang masih kecil dan
satu anak yang beranjak remaja. Wanita kuat yang telah berpisah dengan suaminya
dengan alasannya sendiri. Wanita yang masih menebar senyum walau dengan
kehidupan yang tidak mudah.
Ketabahan dan kekuatan seorang wanita bisa lebih dari
yang kita bayangkan jika itu semua sudah menyangkut orang yang disayanginya, untuk
kedua putranya dia rela bangun subuh dan melakukan pekerjaan yang mungkin tidak
terfikirkan oleh orang lain. Dari sini tidak ada lagi alasanku untuk tidak bersyukur
dan mulai membuka mata..
.
.
.
.
.
SELAMAT HARI IBU, SEMOGA ALLAH MEMBALAS KEMULIAN WANITA
YANG BERJUANG DEMI ANAK DAN KELUARGA MEREKA... BALASAN SURGA
AMIIN
.
.
.
.
Go follow:
@putriiipp
@putriiipp